Rabu, 18 Mac 2009

Bimbingan Hidup Mukmin : Driver Of Wisdom


A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an

“Maka Adakah orang Yang membangunkan Masjid Yang didirikannya di atas dasar taqwa kepada Allah dan (untuk mencari) keredaan Allah itu lebih baik, ataukah orang Yang membangunkan Masjid Yang didirikannya di tepi jurang Yang (hampir) runtuh, lalu runtuhlah ia Dengan Yang membangunkannya ke Dalam api neraka? dan (ingatlah) Allah tidak akan memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang Yang zalim.”. (Taubah:109)


Analoginya adalah, bahawa jika seseorang membangun rumahnya pada tempat yang tidak kukuh tanpa fondasi yang kuat, maka rumahnya pasti akan runtuh. Jika seseorang membangun fondasi rumahnya dengan bahan yang baik, atau pada tanah yang padat, lapisan demi lapisan ditata dengan baik, ia akan mempunyai rumah yang kokoh. Segalanya memerlukan orang yang ahli.

Jika Saya tanya kepada saudara saya, “bolehkah kamu membuatkan rumah untuk kami?” Ia akan menjawab, “Tidak, sebab saya bukan tukang kayu.”
Jadi kita harus memanggil orang lain dan berkata, “Tolong buatkan rumah untuk kami karena Anda ahlinya.
Orang itu akan menjawab, “Baiklah! Begini rencananya, di sini kita meletakkan dinding, lalu di sini fondasi, di sini simen dan seterusnya.

Jika kita memerlukan seorang ahli hanya untuk membangun rumah yang biasa, lalu bagaimana dengan hati kita? Bagaimana kita membuat suatu pendekatan kepada Tuhan tanpa dibimbing seorang ahli? Maka kita wajiblah mencari ahlinya.

kita tidak akan dapat makrifat Allah swt tanpa bantuan seorang pemandu, walaupun betapa bersungguhnya kita mencuba mengikuti jalan-Nya sendirian. Tak seorang pun yang dapat mencapainya sendirian kerana kadang-kadang walaupun seseorang tahu bahwa ia berada di jalur yang benar, boleh saja dia akan melakukan sesuatu yang bukan pada tempat dan waktunya. Dan dengan begitu seterusnya dia akan gagal. Jadi kita memang memerlukan bantuan seorang ahli dan ia akan menjadi pemandu kita.
Untuk mekrifat kepadlah swt, kita tidak akan dapat menemukan jalan dalam mengharungi gurun kehidupan ini kecuali dengan bantuan seorang pemandu kerana angin yang berasal dari keinginan ego dan hasrat ingin menonjolkan diri dapat merubah segalanya.

Ego memiliki keinginan. Tiupan angin dari ego adalah keinginan yang kosong dan nafsu untuk menonjolkan diri. Bila keinginan tersebut muncul, ia akan menutupi jalur yang benar sehingga kita akan tersesat. Kita akan berhenti dan tidak tahu cara melanjutkan perjalanan kita.

Itulah sebabnya kita memerlukan bantuan dari seorang pemandu yang benar-benar ahli dalam mengharungi gurun kehidupan tersebut. Ia adalah ahli dalam mengarungi jalur-jalur ego. Bila kita tidak dapat menemui pemandu berarti amatlah sukar kita menemukan petunjuk. Namun demikian, Allah swt Maha Penyayang, kerana kita berusaha untuk mencapai-Nya, kita akan menemukan-Nya di akhir hayat bahkan tanpa bantuan seorang pemandu, tetapi kita tidak dapat mencapai-Nya dengan cepat.

Sekarang kita telah kehilangan waktu tanpa kemajuan yang bererti, tetapi segalanya akan berubah setelah kita menemukan seorang pemandu dan seterusnya kita menerima panduan yang diberikannya, melewati kemahuan ego dan keinginan untuk menonjolkan diri, maka kita akan sampai di sisi Allah swt. Sebaliknya jika kita tidak menerimanya, maka ayat “dan (ingatlah) Allah tidak akan memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang Yang zalim.”. .

Ketika Rasulullah SAW diperintahkan untuk berhijrah dari Mekah ke Madinah, beliau bersabda, “Aku memerlukan seorang pemandu.” Beliau adalah seorang rasul, mengapa beliau memerlukan seorang pemandu? Hal itu untuk mengajarkan kepada kita bahwa walaupun beliau adalah seorang rasul, beliau tetap memerlukan seorang pemandu, pemandu yang dapat menunjukkan jalan menuju Madinah.

Misalnya, kita ingin menunjukkan jalan ke air terjun Niagara kepada anak kita, tetapi kita tidak tahu jalan menuju ke sana, maka kita akan mencari seorang yang ahli, yang tidak akan menyesatkan kita.

Beliau adalah rasul tetapi beliau tetap mencari seorang pemandu, apakah beliau tidak tahu?

Nabi ‘Isa AS bersabda, “Salah satu di antara kalian akan menghianatiku.” Ini adalah benar, dan sebagai Muslim kita wajib mempercayainya. Beliau mengatakan ‘salah satu di antara kalian,’ apakah beliau tidak tahu? Beliau tahu tetapi tidak mengatakannya.

Rasulullah SAW pun tahu, tetapi mereka (Nabi ‘Isa AS dan Rasulullah SAW) ingin menunjukkan kelemahan dan kerendahan hati sepenuhnya. Beliau mengajari kita untuk mencari seorang pemandu. Mereka memerlukan seorang pemandu untuk menunjukkan jalan dari Mekah ke Madinah dan dengan bantuannya mereka akan sampai di Madinah dengan aman.

Jika kita memerlukan seorang pemandu untuk mengharungi gurun pasir, bagaimana pula dengan kehidupan Ruhaniah kita? Ini pasti akan lebih sulit. Maka jelas kita memerlukan seorang pemandu untuk masalah ini. Rasulullah SAW mempunyai pemandu, iaitu malaikat Jibril AS yang memberinya inspirasi dan menyampaikan wahyu.

Pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah SAW dibimbing menuju Hadirat IAllah azawajalla. Jadi secara mudahnya beliau memerlukan seorang pemandu iaitu ketika hijrah dari Mekah ke Madinah dan beliau juga memerlukan seorang pemandu, ketika hijrah menuju Tuhannya di malam Isra’ Mi’raj.

Itulah sebabnya mengapa setiap orang harus mencari seorang pemandu untuk menunjukkan jalan kebenaran dan jalan menuju petunjuk. Tanpa panduannya kita akan berada dalam keraguan, apakah yang kita lakukan benar atau salah. kita tidak akan mengetahuinya. Dengan adanya pemandu, kalian akan bergantung kepadanya karena ia adalah seorang yang ahli.

Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa Rasulullah SAW mengambil seorang pemandu untuk menunjukkan jalan ke Madinah. Beliau tidak berkata kepadanya, “Tidak! Mengapa kamu membawaku ke jalan yang ini, bukan yang itu?” ini kerana beliau menyerahkan dirinya kepada pemandunya karena keahlian pemandu itu tadi.

Pemandu yang menunjukkan jalan harus dapat dipercaya. kita tidak bisa mengambil sembarang pemandu dan mengaku bahwa ia adalah pemandu kita. Jika kalian mengambil pemandu yang keliru, boleh saja dia membawa kita ke dalam samudra Syaitan. kita akan tersesat dalam samudra halusinasi. Banyak orang yang mengikuti pemandu semacam ini, suatu saat para pengikutnya akan mengalami halusinasi. Apa yang mereka lihat sebenarnya tidak ada. Oleh sebab itu pemandu yang sejati sangatlah penting.

Tanpa bantuan pemandu sejati kalian tidak akan bisa mencapai Hadirat-Nya. Dialah yang akan membukakan pintu bagimu ke mana pun kalian akan pergi. Ahmad al-Badawi QS adalah seorang ulama besar yang mengetahui banyak hal.

1) Ia bangga dengan pengetahuannya itu dan tidak mau menerima pelajaran dari orang lain.

2) Ia hanya mau mengambil langsung dari posisi Yang Maha Tinggi.

3) Ia tidak melihat ada yang lebih tinggi darinya kecuali Allah swt. Bagaimana mungkin ia akan mengambil pelajaran dari orang lain?

hal ini bererti tidak ada sifat rendah hati pada dirinya.

Dia telah kehilangan satu dari tiga karakteristik yang diperlukan oleh hamba Allah SWT. Dia mempunyai rasa hormat, dia juga mencintai sesamanya, tetapi dia tidak mempunyai kerendahan hati untuk menerima nasihat dari orang lain. Dan karena ia telah kehilangan satu karakteristik itu.

Seorang wali, seorang guru harus memiliki karakteristik hormat, cinta dan rendah hati. Jika kita melihat salah satunya tidak ada, maka ia bukanlah seorang pemandu sejati. Ia hanya akan membawa kalian ke jarak tertentu seperti yang kita lihat pada diri Ahmad al-Badawi QS yang boleh mencapai Tuhan sampai pada jarak tertentu, namun tidak boleh membukanya pintu makrifat Allah swt . Ianya memerlukan seseorang yang mempunyai kunci tetapi ketika menemuinya, dia tidak menerimanya langsung karena kesombongannya.

Dia terlalu banyak memikirkan kehebatan dirinya. Akhirnya ia menerimanya juga dan setelah mendengar langsung dari Tuhannya, tetapi ia harus melewati ujian tertentu. Jika pada mulanya dia langsung menerimanya tanpa melalui rasa bangga terhadap dirinya, pintu itu segera terbuka baginya tanpa harus menunggu ujian selama 2 tahun.

Bila kita menemukan seorang pemandu dan hati kita merasa senang dengan kehadirannya, jangan dengarkan ego kita. Katakan kepada ego, “Kau salah! Apa ruginya jika Aku menerimanya sebagai guru?“ Kita tidak akan kehilangan apa pun. Bila kita menunjukkan sifat rendah hati, ini cukup bagi Allah SWT untuk mengangkat kita.

Mempunyai sifat rendah hati adalah sangat penting. Jika kita bersifat rendah hati, kalian akan menerima semua orang sebab setiap orang dapat menjadi pemandu bagi kalian.

Ada sebuah ungkapan di Turki, berupa pertanyaan kepada seorang yang bijak,

“Dari mana engkau belajar perilaku yang sempurna dalam masyarakat?”


jawabnya, “Dari orang-orang yang bersalah. Aku mengamatinya, melihat kesalahan yang mereka lakukan lalu Aku menghindarinya. Jadi Aku boleh memperbaiki diriku melalui kesalahan orang lain.”

Jika kita boleh menerima semua orang sebagai pemandu kita, maka bahkan orang yang jahat pun dapat memandu kita. Dengan mengamati dan melihat kesalahan yang dilakukannya, kita akan berhenti daripada melakukannya.

Wa min Allah at tawfiq

4 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

Nice pages!
we like your blogging style and we want to advice your blog.
If you want us to link your blog in our site,
put us in your blogroll, write in a mail :

1.your site/blog address;
2.a representative image of your blog (if you have one);
3.a detailed description of your site.

we would be honored to advertise your blog on our blog!
anyway my friend, keep on with your great work!


I.L.Y.S. staff
"I link your site"

Shamsiah Mahli berkata...

salam sheikh.
Ahmad Al-Badawi QS dalam entry enta tok sapa sheikh? ana confused sheikh.. :-)

Abi Jibril al_Kusinjiy berkata...

salam.

Ahmad al-Badawi QS adalah seorang ulama besar yang mengetahui banyak hal.
beliau menuatrakan cerita berkenaan dirinya yangmana beliau pernah tersilap dalam melakukan hal yang menyebabkan dia tersasar. keegoan akan ilmu yang dimilikinya menyebabkan beliau menyamakan dirinya dengan rasulullah dalam peristiwa asbabun nuzul "Abasa' iaitu hanya Allah sahaja yang boleh menegurnya..
beliau cuba memberitahu kepada kita supaya jgn bersikap demikian..

Shamsiah Mahli berkata...

oh..ingat tek abdullah ahmad badawi!! ha..ha...