
Islam pernah mengalami kejayaan di Spanyol hampir selama 800 tahun (711 M -1492 M) disana Ilmu Pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat dibawah panji-panji Islam. Banyak orang Eropa yang belajar ke Spanyol. Boleh dibilang, keadaan Spanyol di bawah Islam saat itu (dari segi pengaruh) seperti Amerika sekarang. Tetapi karena konflik intern di dalam keluarga Kekalifahan Umayah (saling berebut kekuasaan ), yang akhirnya dimanfaatkan oleh kerajaan Kristen disana, akhirnya berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Ketika umat Islam mengalami pengusiran dari Spanyol, praktis ilmu pengetahuan milik umat Islam diambil alih oleh barat.
Hal itu masih diperparah ketika Baghdad yang merupakan ibukota Kekalifahan Abbasyah diserbu oleh bangsa Mongol. Dibawah serbuan Mongol, merupakan kebinasaan yang luar biasa. Karena ilmu pengetahuan yang tinggi disana ikut dibinasakan. Berbeda dengan barat yang menyerbu Spanyol tetapi mengambil ilmu pengetahuan milik Islam dan mengembangkannya, di Baghdad ilmu pengetahuan benar-benar hancur di bawah bangsa Mongol.
Dari 2 kejadian itu, praktis umat Islam tidak memiliki warisan ilmu pengetahuan yang tinggi. Kekalifahan Islam yang terakhir yaitu Turki Utsmany boleh dibilang masih dibawah kekalifahan Cordoba (Umayah) di Spanyol dan Kekalifahan Abbasiyah di Irak dari segi Ilmu Pengetahuan. Karena saat turki menjadi kekalifahan seluruh Ilmu Pengetahuan Islam sudah diboyong kebarat dan yang lainnya hancur di Irak. Boleh dibilang di Spanyol-lah puncak kejayaan ilmu pengetahuan Islam.
Setelah masa-masa yang pahit di atas, umat Islam agaknya mulai mengalami kemunduran di bidang Ilmu Pengetahuan. Dan hal ini karena generasi berikutnya dari umat Islam kurang memahami dari Islam itu sendiri.
“Kaum Muslim mendapati Islam sebagai barang Pusaka, yang karena itu mereka gagal mengenali nilai-nilainya yang tinggi” (Muhammad M. Pickthall)
Inilah kesalahan umat Islam sekarang ini. Mereka memandang Islam (Al-Quran) sebagai benda Pusaka sampai-sampai Al-Quran yang seharusnya dikaji nilai-nilainya cuma disimpan, dijadikan sebagai benda yang dianggap keramat. Segala tulisan yang bertuliskan Arab mereka anggap sebagai ayat-ayat Al-Quran, padahal banyak Injil yang bertuliskan Arab dan berbahasa Arab dan lain sebagainya. Umat Islam memperlakukan ayat-ayat Al-Quran sebagai halnya mantra yang digunakan untuk mengusir Setan atau roh halus. Dalam pandangan mereka itulah kegunaan dari ayat-ayat Al-Quran, yaitu sebagai mantra penghilang makhluk halus atau Setan. Padahal jika kita baca artinya, Ayat-ayat Al-Quran tidak ada yang isinya mengusir Setan. Ayat-ayat Al-Quran sebagian berisi sejarah masa lampau, sejarah yang akan terjadi di masa datang (hari kiamat) dan sebagian besar lainnya berisi petunjuk akan ilmu pengetahuan. Umat Islam dewasa ini membaca Al-Quran seperti membaca novel saja tanpa mengkajinya. Juga yang aneh itu (yang tidak bisa bahasa Arab), mereka membaca Al-Quran tanpa membaca terjemahannya.
Kalau kita mengerti isi dan maksud dari Al-Quran, kita akan jadi berani terhadap setan atau makhluk halus. Bukan karena dibacakan ayat-ayatnya. Tapi karena kita membaca ayat yang sudah kita kaji sehingga tahu arti serta maksudnya. Sehingga kita jadi berani.
Dan yang lain lagi beranggapan bahwa ayat-ayat Al-Quran berguna untuk meningkatkan iman (yang ini memang benar) . Tapi mereka lupa akan kegunaan ayat-ayat Al-Quran dalam pengembangan Iptek. Banyak hal yang sudah di buktikan oleh barat dalam Ilmu Pengetahuan terbukti juga dalam Al-Quran yang sudah dituliskan berabad-abad lamanya sebelum barat memulai hal tersebut (http://www.harunyahya.com/).
Bukti nyata bahwa Ilmu Pengetahuan Islam merupakan landasan bagi ilmu pengetahuan barat adalah banyak tokoh Islam yang digunakan dalam acuan ilmu mereka seperti : Ibnu Sina (barat Avicena) dibidang kedokteran, Algorizmi (barat Algoritma), Al-Jabar/Aritmatika (barat Al-Gebra) dibidang Matematika, Al-khemi (barat Alchemy/Chemistry) dibidang ilmu Kimia dan masih banyak yang lain yang tidak disebutkan disini. Ini menandakan bahwa kalau umat Islam mau membenahi dirinya dari segi pemikiran dan kelakuan yang berlandaskan kembali kepada ajaran sang Khalik, Insya Allah jaman keemasan akan bersinar kembali. Dan perlu diketahui bahwa akhir-akhir ini banyak ilmuwan-ilmuwan barat mulai kembali kepada Islam, semoga hal ini merupakan toggak kembalinya kejayaan Islam kelak.
Hal itu masih diperparah ketika Baghdad yang merupakan ibukota Kekalifahan Abbasyah diserbu oleh bangsa Mongol. Dibawah serbuan Mongol, merupakan kebinasaan yang luar biasa. Karena ilmu pengetahuan yang tinggi disana ikut dibinasakan. Berbeda dengan barat yang menyerbu Spanyol tetapi mengambil ilmu pengetahuan milik Islam dan mengembangkannya, di Baghdad ilmu pengetahuan benar-benar hancur di bawah bangsa Mongol.
Dari 2 kejadian itu, praktis umat Islam tidak memiliki warisan ilmu pengetahuan yang tinggi. Kekalifahan Islam yang terakhir yaitu Turki Utsmany boleh dibilang masih dibawah kekalifahan Cordoba (Umayah) di Spanyol dan Kekalifahan Abbasiyah di Irak dari segi Ilmu Pengetahuan. Karena saat turki menjadi kekalifahan seluruh Ilmu Pengetahuan Islam sudah diboyong kebarat dan yang lainnya hancur di Irak. Boleh dibilang di Spanyol-lah puncak kejayaan ilmu pengetahuan Islam.
Setelah masa-masa yang pahit di atas, umat Islam agaknya mulai mengalami kemunduran di bidang Ilmu Pengetahuan. Dan hal ini karena generasi berikutnya dari umat Islam kurang memahami dari Islam itu sendiri.
“Kaum Muslim mendapati Islam sebagai barang Pusaka, yang karena itu mereka gagal mengenali nilai-nilainya yang tinggi” (Muhammad M. Pickthall)
Inilah kesalahan umat Islam sekarang ini. Mereka memandang Islam (Al-Quran) sebagai benda Pusaka sampai-sampai Al-Quran yang seharusnya dikaji nilai-nilainya cuma disimpan, dijadikan sebagai benda yang dianggap keramat. Segala tulisan yang bertuliskan Arab mereka anggap sebagai ayat-ayat Al-Quran, padahal banyak Injil yang bertuliskan Arab dan berbahasa Arab dan lain sebagainya. Umat Islam memperlakukan ayat-ayat Al-Quran sebagai halnya mantra yang digunakan untuk mengusir Setan atau roh halus. Dalam pandangan mereka itulah kegunaan dari ayat-ayat Al-Quran, yaitu sebagai mantra penghilang makhluk halus atau Setan. Padahal jika kita baca artinya, Ayat-ayat Al-Quran tidak ada yang isinya mengusir Setan. Ayat-ayat Al-Quran sebagian berisi sejarah masa lampau, sejarah yang akan terjadi di masa datang (hari kiamat) dan sebagian besar lainnya berisi petunjuk akan ilmu pengetahuan. Umat Islam dewasa ini membaca Al-Quran seperti membaca novel saja tanpa mengkajinya. Juga yang aneh itu (yang tidak bisa bahasa Arab), mereka membaca Al-Quran tanpa membaca terjemahannya.
Kalau kita mengerti isi dan maksud dari Al-Quran, kita akan jadi berani terhadap setan atau makhluk halus. Bukan karena dibacakan ayat-ayatnya. Tapi karena kita membaca ayat yang sudah kita kaji sehingga tahu arti serta maksudnya. Sehingga kita jadi berani.
Dan yang lain lagi beranggapan bahwa ayat-ayat Al-Quran berguna untuk meningkatkan iman (yang ini memang benar) . Tapi mereka lupa akan kegunaan ayat-ayat Al-Quran dalam pengembangan Iptek. Banyak hal yang sudah di buktikan oleh barat dalam Ilmu Pengetahuan terbukti juga dalam Al-Quran yang sudah dituliskan berabad-abad lamanya sebelum barat memulai hal tersebut (http://www.harunyahya.com/).
Bukti nyata bahwa Ilmu Pengetahuan Islam merupakan landasan bagi ilmu pengetahuan barat adalah banyak tokoh Islam yang digunakan dalam acuan ilmu mereka seperti : Ibnu Sina (barat Avicena) dibidang kedokteran, Algorizmi (barat Algoritma), Al-Jabar/Aritmatika (barat Al-Gebra) dibidang Matematika, Al-khemi (barat Alchemy/Chemistry) dibidang ilmu Kimia dan masih banyak yang lain yang tidak disebutkan disini. Ini menandakan bahwa kalau umat Islam mau membenahi dirinya dari segi pemikiran dan kelakuan yang berlandaskan kembali kepada ajaran sang Khalik, Insya Allah jaman keemasan akan bersinar kembali. Dan perlu diketahui bahwa akhir-akhir ini banyak ilmuwan-ilmuwan barat mulai kembali kepada Islam, semoga hal ini merupakan toggak kembalinya kejayaan Islam kelak.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan