Khamis, 10 September 2009

UMAT BERTANYA ULAMA MENJAWAB

UMAT BERTANYA ULAMA MENJAWAB
Pertanyaan:

Saya telah mengetahui bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang istimewa. Orang yang beribadah pada malam itu nilai ibadahnya lebih baik daripada 1000 bulan (83 tahun 4 bulan) sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Qadr. Namun yang ingin saya tanyakan, siapakah yang pernah melihat Lailatul Qadar?-

Jawaban:
Orang yang pernah melihat Lailatul Qadar antara lain:

Nabi Muhammad Saw.
Dalam Shahih Bukhari terdapat sebuah hadis yang artinya di bawah ini:
"Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya aku pernah diperlihatkan Lailatul Qadar. Kemudian aku diberi lupa atau dilupakannya. Maka hendaklah kalian mencarinya pada sepuluh hari yang terakhir (bulan ramadhan) pada malam ganjil." (Riwayat Imam Bukhari dari Adi Sa'id r.a.; Shahih Bukhari, Juz I, halaman 343).


Para Sahabat Nabi
Dalam kitab hadis Al-Lu'li' wal-Marjan karya Syekh Muhammad Fuad Abdul Baqi terdapat sebuah hadis shahih berikut ini:
"Dari Ibnu Umar r.a. beliau berkata, "Bahwasanya ada beberapa orang dari sahabat Nabi Saw. yang telah diperlihatkan kepada mereka Lailatul Qadar." (Riwayat Bukhari dan Muslim; kitab Al-Lu'lu' Wal-Marjan Fimat-Tafaqa 'Alaihisy Syaikhan, juz II, halaman 24; atau Shahih Bukhari, juz I, halaman 343; dan Shahih Muslim, juz I, halaman 375)


Para Ulama
Banyak ulama yang pernah melihat Lailatul Qadar, hanya mereka tidak mengungkapkannya.
Sepengetahuan kami, ulama yang telah melihat Lailatul Qadar ialah Imam Nawawi berdasarkan penuturan ayahandanya. Dalam kitab-kitab yang membahas biografi Imam Nawawi, tertulis sebagai berikut:

"Ayahnya telah menuturkan bahwa Imam Nawawi pernah tidur di sampingnya ketika beliau baru berumur tujuh tahun. Pada malam kedua puluh tujuh dari bulan Ramadhan, sekitar pukul dua belas malam beliau bangun dari tidurnya, seraya berkata, 'Ayahanda, cahaya apa ini yang memenuhi rumah?' Kemudian kami semua bangun, namun kami tidak melihat apa-apa. Akhirnya saya ketahui bahwa malam itu adalah malam Al-Qadar (Lailatul Qadar)."
Riwayat ini dapat kita baca dalam kitab-kitab berikut:
Mukadimah kitab Dalilul Falihin, oleh Syekh Mahmud Hasan Rabi', halaman 7
Mukadimah kitab Syarah Shahih Muslim, oleh Imam Ibnus Subki, halaman 8
Yas-alunaka Fiddin Wal-Hayat, oleh Dr.Syekh Ahmad Asy-Syarobashi, juz V, halaman 184

Berkenaan dengan soal "apakah benar Lailatul Qadar itu dapat dilihat?" dan "apakah benar banyak ulama yang telah melihatnya?", Imam Nawawi sendiri menuturkan sebagai berikut:

"Ketahuilah bahwa Lailatul Qadar itu ada, sebagaimana keterangan yang lalu di awal bab. Sebenarnya Lailatul Qadar itu dapat dilihat dan diketahui secara nyata dan meyakinkan oleh siapa saja yang dikehendaki Allah Ta'ala dari anak cucu Adam setiap tahun bulan Ramadhan, sebagaimana yang telah dinyatakan dalam hadis-hadis yang lalu dalam bab ini. Mengenai riwayat orang-orang saleh yang berkenaan dengan soal Lailatur Qadar dan mereka sendiri sering melihatnya sehingga tidak perlu diungkapkan lagi. Adapun pendapat Al-Qadhi Iyadh yang diterima dari Al-Muhallab bin Abi Shufrah yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar itu tidak mungkin dapat dilihat secara hakiki, maka ucapannya itu betul-betul keliru. Saya memperingatkan hal ini dengan tujuan agar orang tidak terkecoh oleh pendapat tadi. Wallaahu a'lam'. (Kitab Shahih Muslim, juz VIII, halaman 66)

Penuturan Imam Nawawi ini, dapat pula kita baca dalam kitabnya yang lain, yakni Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab. Namun, dalam kitab ini beliau menambahkan penjelasannya sebagai berikut:

"Pengarang kitab Al-Hawi berkata, "Disunatkan bagi orang yang melihat Lailatul Qadar agar menyembunyikannya (tidak usah diceritakan kepada orang lain), berdoa dengan penuh ikhlas dan niat baik serta keyakinan yang benar, memohon (kepada Allah) apa saja yang ia inginkan, baik masalah agama atau dunia. Doanya itu hendaknya diperbanyak demi kebahagiaan dunia dan akhirat,"
(Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, juz VI, halaman 461)

Imam Asy-Syaukani memberikan komentar sebagai berikut:
"Dan dikatakan bahwa orang yang mengetahui Lailatul Qadar itu melihat segala sesuatu bersujud. Dan dikatakan pula ia melihat cahaya memancar pada setiap tempat hingga di tempat-tempat yang gelap. Dan dikatakan pula ia mendengar ucapan salam atau seruan dari malaikat. Dan dikatakan pula bahwa diantara tanda Lailatul Qadar ialah dikabulkannya doa bagi orang yang kebetulan mendapatkannya." (Kitab Nailul Authar, juz IV, halaman 372)

Selanjutnya Imam Asy-Syaulani dalam kitab tersebut mengutip pula ucapan Imam Ibnul Munir sebagai berikut:

"Janganlah seseorang berkeyakinan bahwa Lailatul Qadar itu tidak ditemukan kecuali orang yang melihat keanehan-keanehan (pada malam itu). Yang benar ialah, bahwa karunia Allah itu amat luas. Tidak sedikit orang yang tekun beribadah malam itu, namun tidak melihat hal-hal yang aneh; sementara orang lain melihat bermacam-macam keanehan, padahal pada malam itu ia tidak beribadah. Orang yang tekun beribadah pada malam itulah yang lebih utama (sekalipun tidak melihat hal-hal yang aneh). Adapun yang dijadikan pegangan (dalam hal menemukan dan tidaknya Lailatul Qadar) ialah segi istiqomah beribadah, bukan hal-hal yang aneh, sebab ada kalanya keanehan tersebut sebagai karamah bagi orang yang melihatnya tetapi ada kalanya pula sebagai fitnah,"

Tiada ulasan: