Isnin, 4 Ogos 2008
Tausiyah Daripada Ulama' ASWJ al-Asyariyah
Oleh al-Habeeb Munzir al-Musawwa
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Limpahan puji kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Maha Menguasai jiwa dan Maha Menguasai alam yang terlihat dan yang tidak terlihat, alam yang dirasakan dan alam yang tidak dirasakan. Maha Menguasai seluruh apa yang ada di alam semesta sebelum kita tercipta, setelah kita ada dan setelah kita tiada. Dia Allah tetap Maha Tunggal dan Maha Abadi dan Maha Ada, menguasai seluruh kehidupan, Maha Melimpahkan Rahmat dan Pengampunan yang tiada henti-hentinya ditumpahkan pada hamba-hamba-Nya, Jalla wa alla.Maha Suci Allah Swt, yang barangsiapa mengingatnya maka terang benderanglah jiwanya dengan cahaya Allah, yang dengan itu ia akan terbimbing selalu kepada keluhuran, kepada kemuliaan, kepada kesucian dan tercabut dari segala sifat-sifat yang hina, sifat-sifat yang tidak baik akan tersingkir dengan terang-benderang cahaya keindahan Allah di dalam jiwanya.
Semakin ia terangi jiwanya dengan iman dan dengan istighfar dan dengan kerinduan dan cinta kepada Allah, semakin jauh perbuatan buruk dari hari-harinya, semakin jauh musibah darinya, semakin jauh kesulitan darinya.
Hadirin – hadirat Sang Pembawa Rahmatan Lil Alamin membawakan kepada kita semulia-mulia anugerah, seindah-indah derajat berupa kedudukan yang abadi, semulia-mulia tingkatan yaitu kedekatan kepada Yang Maha Mencipta alam semesta. Dan jabatan ini jabatan yang kekal dan abadi, inilah jabatan yang paling mulia dari semua jabatan sepanjang alam semesta dicipta, jabatan para muqorrobin, para shiddiqin dan semua orang-orang yang dekat kepada Allah, jiwa yang bercahaya dengan cahaya Allah, jiwa yang terang-benderang dengan khusyu, jiwa yang merindukan Allah. Manusia hamba-hamba seperti inilah yang menjadi mercusuar dari rahmat illahi bagi alam sekitar.
Kalau bukan karena pria-pria mukminin dan wanita-wanita mukminat yang kalian tidak ketahui kemuliaan mereka di sisi Allah, seandainya mereka itu tiada, akan tumpah ruah musibah dan bala di atas permukaan bumi, keberadaan jiwa yang bercahaya dengan cahaya Allah, keberadaan muslimin - muslimat pria dan wanita yang khusyu, yang menjaga turunnya bala dan musibah di permukaan bumi. Demikian indahnya Allah memperindah keadaan alam dengan keberadaan mereka, matahari tiada akan mampu menahan musibah, tidak pula bulan, tidak pula seluruh bintang di langit, tapi keberadaan ahlul khusyu menahan musibah bagi alam sekitar. Demikian cahaya-cahaya Rabbul Alamin yang berpijar di dalam jiwa mereka.
Para pewaris Sayyidina Muhammad, mereka yang mewarisi kemuliaan dari matahari keridhoan Allah, Nabiyyuna Muhammad Saw. Ada matahari dunia, ada matahari keridhoan Allah, semuanya ciptaan Allah, semuanya tidak tercipta sendiri, semuanya ada dengan kehendak illahi. Demikian Allah menerangi sanubari mereka dan menggiringnya kepada keluhuran dan dengan keberadaan merekalah Allah membimbing ribuan dan banyak jiwa untuk kembali kepada rahmatNya dan kepada taubat.
Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
sampailah kita kepada seruan tertinggi dari Rabbul Alamin lewat NabiNya Muhammad Saw hingga beliau bersabda “barangsiapa yang mempunyai tiga sifat mulia ini, maka ia akan merasakan lezatnya iman”, apa itu lezatnya iman? tenangnya jiwa dalam segala keadaan, tenangnya alam semesta dengan ketenangan-Nya, tenangnya saudara dan temannya dengan keberadaan-Nya. Siapa mereka? yang mempunyai salah satu dari tiga sifat ini. Jiwanya akan merasakan lezatnya kebersamaan dengan Allah, ketika ia merasakan satu kelezatan yang membuatnya terlupa dari segala kelezatan dan kenikmatan, satu kelezatan dan keindahan dan kemanisan yang melebihi seluruh apa yang ada dari kemanisan dan keindahan itu, membuatnya lupa dari segala-galanya. Apa itu? Halawatul iman (kemanisan iman), bagaimana cara mencapainya?
Ada 3 kelompok orang diantaranya adalah yang pertama ialah orang yang mencintai Allah dan Rasul melebihi daripada segala-galanya, cintanya Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada yang lain, orang yang seperti ini akan merasakan lezatnya iman, akan merasakan lezatnya dekat dengan Allah, akan merasakan betapa tiada berartinya seluruh warna seluruh bentuk dan sifatnya dibanding Yang Maha Agung Yang Maha Indah, Allah Swt yang tidak tercapai dengan penglihatan, tidak pula terjangkau dengan pendengaran, tidak pula tersentuh dengan sentuhan, jauh tanpa jarak dan dekat tanpa jarak, dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak yaitu Allah Swt.
Seindah-indah Dzat yang menciptakan seluruh keindahan dan memberikan butir-butir kelezatan di dalam jiwa hamba-hamba-Nya, yang mencintai Allah melebihi segala - galanya. Allah dan Rasul, tidak ada yang lain yang lebih mereka cintai daripada Allah dan Rasul-Nya.
Sebenarnya kalau kita memahami dan mendalami rahasia kelembutan Allah, sudah pasti kita tidak akan mencintai sesuatu lebih dari Allah dan Rasul, karena Allah dan Rasul lah yang paling baik kepada kita melebihi semua yang baik kepada kita. Allah Swt sudah memberi kita segala - gala anugerah dan kita masih terus bersabar dan Dia Allah masih terus memberi, diatas itu masih tawarkan pengampunan atas dosa dan kesalahan. Inilah yang terbaik dari semua yang baik.
“Wahai hamba-hambaKu, kau itu berbuat dosa siang dan malam dan Aku menghapus dosa. Wahai hamba-hambaKu beristighfarlah mohon pengampunan padaKu, Kuampuni dosa-dosa kalian”. Lebih dari itu Allah bukan menjanjikan pengampunan saja bagi mereka yang telah bertaubat kepadaNya, tapi Allah mengatakan, “orang-orang yang beriman dan beramal shalih itu setelah mereka bertaubat dari dosa-dosanya”, apa yang Allah berikan jika mereka mau bertaubat kepada Allah? Ini anugerah yang sangat luar biasa, jarang diketahui orang. Bukan dihapus dosanya, tapi dosanya dibalik menjadi pahala, kalau ia mempunyai 10 gunung dosa maka 10 gunung dosa itu dirubah oleh Allah menjadi 10 gunung pahala. Untuk siapa? Orang yang bertaubat kepada Allah, tidak cukup minta pengampunan saja tapi ia berjanji pada Allah untuk tidak ingin kembali melakukan dosa yang pernah ia perbuat. Orang yang seperti itu, Allah ganti semua tumpukkan dosanya menjadi tumpukkan pahala seakan-akan tumpukkan gunung bara api yang akan membakarnya diganti oleh Allah menjadi gunung-gunung emas yang akan menyertainya kelak.
Demikian Yang Maha Lembut dan Maha Baik kepada kita, berkata Allah “wahai hamba-hambaKu kalian semua ini tidak akan bisa membawa manfaat kepadaKu dan tidak akan pernah pula bisa membawa mudharat kepadaKu”. Wahai hamba-hamba Ku, jika berkumpul jin dan manusia diantara kalian seluruhnya yang pertama hingga yang terakhir, semuanya mempunyai hati yang baik dan taqwa, tidak bertambah kerajaanKu sedikit pun. Wahai hamba-hambaKu, jika berkumpul kalian seluruh jin dan manusia diantara kalian seluruhnya yang pertama hingga yang terakhir, semuanya berada di dalam hati yang jahat dan perbuatan yang buruk, tidak berkurang kerajaan-Ku sedikit pun.
Demikian MahaRaja alam semesta Allah Swt yang dengan itu Ia menawarkan pengampunanNya atas setiap kesalahan, ditawarkan pengampunan sebelum hambaNya meminta, sebelum hambaNya tahu bahwa dirinya mempunyai kesalahan dan butuh minta maaf, Dia sudah kenalkan maafNya sebelum kita minta maaf.
Dan Dia Allah Swt tidak cukup kita taat dan kita diberi apa-apa di dunia saja disiapkan pula kebahagiaan di yaumal qiyamah. Inilah Yang Maha Baik dan tidak akan pernah ada yang bisa memberi kita surga selain Allah. Dan Allah Swt menjadikan kebaikan pada diri makhluk-Nya satu sama lain, hewan punya kebaikan, ibunya hewan punya kebaikan pada anaknya, ayahnya hewan demikian pula manusia satu sama lain saling berkasih satu sama sama lain. Tapi Allah ciptakan yang paling baik dari semua makhluk-Nya adalah Sayyidina Muhammad Saw, karena tidak ada orang yang paling baik yang mau menolong pendosa di hari kiamat.
Semua orang baik undur diri dari dosa, mau jadi teman, mau jadi kawan, mau jadi saudara, mau kenal asal jangan bicara dosa di dunia. Kita bisa kenal dan dekat dengan orang yang banyak dosa tapi di akhirat setelah melihat kobaran api neraka. Jika turun hamba-hamba yang dimasukkan ke dalam api neraka itu terdengar jeritan dan lolongan mereka dan api itu bergemuruh. Disaat itu hadirin – hadirat semuanya mundur untuk kenal dengan pendosa, “kau kenal dengan temanmu ini?”, “tidak kenal”, “ini Ayahmu?”, “tidak tahu”, ini Ibumu?”, “tidak tahu”, selama ia pendosa kecuali Nabi kita Muhammad Saw berkata “engkau-engkau adalah orang dari umatku, engkau umatku, engkau umatku, engkau-engkau umatku”. Demikian riwayat Imam Ibn Hajar dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari, Rasul Saw mengenali seluruh umatnya dan berkata pada umatnya, “engkau umatku, engkau umatku, engkau-engkau umatku Saw”. Maka memang yang pantas dicintai adalah Allah dan Rasul, maka Rasul Saw bersabda “orang yang mempunyai kecintaan, cintanya pada Allah dan Rasul lebih dari segala-galanya,kalau ia sudah memiliki ini, ia akan merasakan kelezatan iman”.
Yang kedua ia mencintai orang karena cintanya pada Allah, bukan karena hartanya, bukan karena syahwatnya, bukan karena keahliannya, bukan karena jabatannya, bukan karena tetangganya, tapi karena Allah. Berat sekali kalau kita fikir ini, cinta pada semua orang tidak ada tapi karena cintanya pada Allah baru bisa cinta pada semua orang. Kalau tidak ia tidak cinta, bagaimana ini penjelasannya? Penjelasannya adalah ketika orang yang ia cintai berbuat dosa, ia tidak senang dengan perbuatan itu, bukan dimusuhi tapi tidak senang dengan perbuatan itu.
Jika seseorang tidak cinta karena Allah, maka saudaranya atau temannya atau kekasihnya atau orang yang ia cintai berbuat dosa, ya biarkan saja. Kalau orang lain yang berbuat dosa, ia protes dan kalau orang yang ia cintai, biar..biar. Nah, hal seperti ini, ia mencintainya tidak karena Allah, kalau karena Allah, ia tidak suka. Aku ingin memperbaiki orang yang aku cintai, harus kuperbaiki semampuku supaya ia tidak bertentangan dengan Allah, karena aku memilih Allah dari dia. Sekuat apapun cintaku kepadanya, aku lebih memilih Allah daripada dia. Orang yang mempunyai sifat seperti ini, ia akan merasakan lezatnya iman, lezat dan asyiknya dalam berdzikir, bermunajat memanggil nama Allah Swt.
Yang ketiga ia tidak mau kembali kepada kesesatan sebagaimana ia sangat tidak mau masuk kedalam api neraka, jadi takutnya daripada kembali kepada kesesatan bagaikan takutnya ia masuk kedalam neraka. Beda punya perasaan takut ini, takut dihina ada batasnya, takut dipukul ada batasnya, takut dicurigai ada batasnya, takut disiksa ada batasnya tapi tidak sampai takutnya dari masuk kedalam api. Dari semua ketakutan dan kerisauannya, tentu yang paling besar adalah dimasukkan kedalam api karena sakit dan pedihnya.
Demikian besarnya ketakutan dan kerisauannya untuk kembali kepada kesesatan, ia tidak mau kembali kepada kesesatan dalam keadaan apapun sebagaimana ia tidak mau masuk kedalam api. Orang yang mempunyai sifat ini maka ia akan merasakan lezatnya iman. Kita sekarang merenung, bagaimana dengan diriku? Rasanya dari 3 sifat ini aku sangat jauh daripadanya. Hadirin – hadirat, ada beberapa hal yang sangat memudahkan kita untuk menyampaikan kita kepada lezatnya iman. Diantaranya adalah niat yang kuat untuk mendapatkan sifat itu, mau walau belum mampu. Niat yang kuat sudah mendapatkan satu pahalaNya, walaupun belum mampu kesana, niat yang kuat membuat ia sampai kepada pahalaNya, ia akan merasakan lezatnya iman dan manisnya iman.
Belum sampai bisa mencintai Allah dan Rasul melebihi segala-galanya, bisa mencintai manusia hanya karena Allah, bisa menghindari kesesatan lebih daripada takutnya masuk kedalam api, belum mampu tapi kuatnya niat, karena didalam riwayat Shahih Bukhari Rasul Saw bersabda, “barangsiapa yang berniat berbuat baik, Allah tuliskan satu pahalaNya, ia sudah melakukan satu pahala jika ia sudah memperbuatnya kalikan 10 kali hingga 700 kali lipat”. Keinginan besar untuk mencapai itu, walau ia belum mampu sudah memasukkannya dalam kelompok mereka, sudah lalu bagi mereka kelezatan iman. Hadirin – hadirat ini salah satunya.
Cara yang lainnya adalah mencintai orang-orang yang sudah sampai ke derajat itu, karena apa? Karena kecintaan itu dijanjikan oleh sang Nabi Saw “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”. Makin besar cintanya kepada orang yang sudah mencapai derajat itu, maka makin ia akan rasakan lezatnya iman dari rahasia cintanya kepada orang itu, seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Sebagaimana ucapan Abu Dzar Ra riwayat Shahih Bukhari, “ya Rasulullah, seseorang kelompok mencintai orang lainnya tapi tidak bisa menyusul dengan hebatnya ibadah mereka, tidak mampu seperti mereka, cuma cinta kepada mereka”, Rasul Saw menjawab,“seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”.
Alangkah indahnya hadirin – hadirat, masukki samudera kelezatan iman, masukki samudera asyiknya didalam kehidupan karena kenikmatan ini akan kita rasakan melebihi dari seluruh kenikmatan yang ada. Paling tidak kita kalau tidak bisa didawamkan sepanjang usia, Rabbiy beri kami kesempatan satu dua menit kami merasakan lezatnya iman. Dalam kehidupan kami ini paling tidak satu dua sujud kami merasakan, kami sangat dekat dengan kasih sayang dan kelembutanMu.
Demikian hadirin – hadirat indahnya doa dan munajat, seseorang bersama dengan orang yang ia cintai. Beruntung orang yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw. Manusia yang paling indah budi pekertinya, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bagaimana Rasul Saw selalu mencari cara yang paling indah dalam bermuammalah. Ketika bertamu kepada beliau Saw beberapa orang yahudi, yahudi datang kepada Rasul, kalimat pertama yang mereka ucapkan adalah “Assamu’alaikum”, kecelakaan untukmu wahai Muhammad. Beda Assalam dengan Assam, kalau tidak pakai (lam), Assam itu artinya kehinaan dan kecelakaan. Orang-orang yahudi bertamu kepada Rasul Saw, kalimatnya bukan Assalamu’alaikum tapi Assamu’alaik, kecelakaan dan kehinaan semoga terlimpah untukmu hai Muhammad.
Rasul menjawab “Wa’alaikum”, Sayyidatina Aisyah Ra, istri Rasul Saw, Ummul Mukminin mendengar dari belakang, ini orang mendoakan kehinaan dan kecelakaan bagi Nabi, tamu datang, bukan Rasul yang datang tapi datang pada Rasul dengan ucapan seperti itu, dijawab oleh Sayyidatuna Aisyah Ra “Assamu’alaikum wa’alaikumul laknat”, kehinaan dan kecelakaan untuk kalian dan laknat untuk kalian. Rasul Saw menjawab, “ya Aisyah Allah itu lebih senang kasih sayang dalam segala hal”. Aisyah Ra berkata, “ya Rasulullah kau tidak dengar ucapan mereka?", Rasul menjawab, “aku sudah jawab wa’alaik, juga untuk kalian, kalian mendoakan kebaikan balik kepada kalian, kalian mendoakan kejahatan balik kepada kalian sendiri”. Demikian kalimat ini, Allah menyukai kasih sayang dalam segala hal.
Disinilah hadirin – hadirat, kita lihat tuntunan Nabi kita Muhammad Saw selalu di dalam kelembutan dan kasih sayang dalam segala hal bahkan dalam peperangan. Di dalam jihad fisabilillah kelembutan dijalankan oleh sang Nabi Saw, belum pernah ada peperangan selembut cara peperangan muslimin, tidak boleh memukul wajah, tidak boleh menyerang orang yang tidak bersenjata, tidak boleh memukul wanita dan anak-anak. Demikian banyaknya peraturan-peraturan di dalam islam ini disaat berperang.
Perang itu ternyata bukanlah luapan emosi, tetapi juga menahan diri dari kemarahan dan juga berkasih sayang, sehingga Rasul Saw melarang memukul wajah, kalau senjata musuh sudah jatuh tidak boleh diserang lagi, kalau musuh mengucap syahadat tidak boleh diteruskan sampai ketika Sayyidina Ali bin Abi Tholib Kw telah mengangkat pedangnya ketika musuhnya telah berhasil dirobohkan dan ia diludahi wajahnya.
Maksudnya adalah didalam hatinya sebelum aku mati dibunuh Ali bin Abi Tholib Kw, biar aku ludahi dulu wajahnya, lalu Sayyidina Ali Kw mundur dan meninggalkan orang itu. Sahabat berkata “wahai Ali sudah tinggal satu pukulan lagi”, Sayyidina Ali Kw berkata, “aku risau nanti ada tercampur emosi di dalam perbuatanku”. Ini hadirin bukan kita, tapi kalau kita barangkali bisa ada emosi tapi kalau orang semacam Sayyidina Ali bin Abi Tholib Kw, tarbiyah Nabi Saw dan beliau adalah babul ‘ilm, masih risau ada sebutir emosi merusak pahala jihadnya, sehingga meninggalkan orang yang meludahi wajahnya dan beliau mundur takut tercampur sedikit niat yang kurang baik yaitu emosi disaat ia melawan musuhnya.
Ini hadirin – hadirat jelas-jelas sudah sabda Nabiyyuna Muhammad Saw, Allah menyukai kasih sayang dalam segala hal maka dengan itulah dakwah sang Nabi Saw berhasil dan maju sampai ke Barat dan Timur. Jika engkau itu bengis dan kasar maka orang akan pergi meninggalkanmu wahai Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul Saw bercerita diriwayatkan oleh Abdullah Ra, “aku mendengar Nabi Saw bercerita bahwa ada Nabi dari diantara para Nabi, ketika ia di dalam peperangan ia diserang sampai luka wajahnya”. Rasul Saw menceritakan ada diantara para Nabi, ketika sedang diserang oleh musuh-musuhnya terluka wajah Nabi tersebut, ia mengusap darah dari wajahnya dan berkata “wahai Allah ampuni kaumku, sungguh mereka tidak tahu”.
Al Imam Qurthubi di dalam tafsirnya dinukil oleh Al Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa Nabi diantara para Nabi-Nya yang diceritakan oleh Nabi Muhammad Saw itu adalah Nabi Muhammad Saw sendiri, karena apa? karena belum pernah terlukis dan teriwayatkan ada Nabi yang berbuat seperti itu terkecuali Nabi Muhammad Saw, cuma beliau tidak mau menyebutkan dirinya, disebutkan ada diantara para Nabi, padahal beliau Saw sendiri.
Imam Ibn Hajar menukil ucapan Imam Qurthubi bahwa kejadian itu adalah disaat perang uhud, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa saat itu Rasul Saw terkena panah besi sampai menembus rahangnya dan darah mengalir, Nabi Saw menadahi darah itu jangan sampai menetes ke bumi. Para sahabat berkata, “ya Rasulullah, kita obati dulu ini yang diwajahmu, jangan fikirkan darah yang menetes”.
Diriwayatkan oleh Imam Ibn Hajar mensyarah hadits ini, Rasul Saw berkata, “ kalau ada setetes darahku yang jatuh ke bumi, Allah akan melimpahkan bala pada mereka”. Orang yang memerangi Sang Nabi Saw, kalau sampai darah beliau Saw tumpah dari wajah ini dan menetes ke bumi, Allah turunkan bala. Nabi Saw lebih memikirkan jangan bala turun pada kaumnya dengan menjaga darah yang menetes, jangan sampai ke bumi. Lupa dengan darah dan luka yang melebar di wajahnya. Terfikir ini musuhnya nanti kena musibah oleh Allah, dijaga jangan sampai ada tetes darah yang turun, jangan sampai menyentuh bumi, jangan celaka mereka dan didoakan, “wahai Allah ampuni kaumku, sungguh mereka itu tidak tahu”. Tentu wahai Rasul, kalau mereka tahu, mereka akan menciumi kakimu dan tidak akan memerangimu.
Demikian hadirin – hadirat indahnya budi pekerti Nabi Muhammad Saw dan perjuangan dan niat beliau. Untuk membenahi permukaan Barat dan Timur ini, tidak wafat dengan wafatnya beliau tapi terwariskan dari zaman ke zaman. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul Saw, “orang muslim itu saudara muslim lainnya, jangan sampai ia menyerahkan saudaranya kepada musuh atau berkhianat kepada saudara muslimnya, jangan pula mendholiminya”. Barangsiapa yang ia perduli kepada kebutuhan saudaranya, Allah perduli kepada kebutuhannya kata Rasul Saw. Demikian indahnya hadirin – hadirat iman kita dan tuntutan Sang Nabi, selama kita memikirkan kebutuhan orang lain, Allah akan membantu kebutuhan kita.
Disini hadirin kita terpanggil untuk membela orang-orang yang membutuhkan dari saudara kita dan tentunya yang paling berhak dibela adalah Sayyidina Muhammad Saw. Bela dakwah beliau, benahi umat ini, bisa dengan telepon, bisa dengan sms, bisa dengan ucapan, bisa dengan harta, bisa dengan apapun agar kita mengajak teman-teman, saudara-saudara kita kembali kepada taubat, kembali kepada hidayah, meninggalkan kemungkaran. Selama engkau memikirkan ini, Allah akan mementingkan hajat dan kebutuhanmu. Inilah janji Allah dan Rasul, maka barangsiapa yang perduli kepada kebutuhan dan kesulitan temannya, Allah akan perduli kepada kesulitannya dunia sampai di akhirat.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, seseorang ketika sudah habis pahalanya, ia sudah diberdirikan di atas jurang neraka, maka Allah Swt berkata kepada para malaikat, “bebaskan ia”, malaikat bertanya, “kenapa wahai Allah?, sudah tidak punya amal, dosanya banyak”, Allah menjawab, “ia dahulu ketika di muka dunia sering menolong masalah orang lain, Aku malu untuk menjatuhkannya ke dalam kehinaan karena ia selalu menolong orang lain, Aku lebih berhak menolong orang lain dan Aku menolongnya”. Ia tidak punya pahala lagi, habis oleh dosa-dosanya akan tetapi jiwa kasih sayang seperti ini, maka barangsiapa yang perduli tentang keperluan saudaranya maka Allah akan memperdulikan kebutuhannya di dunia dan di akhirat. Rasul Saw bersabda, “tolong teman-temanmu yang dholim dan teman-temanmu yang didholimi”.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari para sahabat bertanya, “ya Rasulullah kami tau kalau menolong orang yang didholomi, kalau menolong orang yang dholim apa maksudnya ya Rasulullah?, ia sudah dholim lalu kami tolong dia”. Rasul Saw menjawab, “selamatkan orang-orang yang dholim agar jangan lagi berbuat dholim, tuntun mereka pada kemuliaan, tuntun mereka kepada kesucian hidup, tuntun mereka kepada kelembutan Allah Swt, selamatkan mereka orang-orang yang dholim dan orang-orang yang didholimi”. Demikian indahnya tuntunan Nabi kita Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat semakin kita dalami hari-hari mulia bersama tuntunan Sang Nabi, semakin indah hidup kita. Kita bermunajat kepada Allah Swt semoga Allah menerangi jiwa kita dengan kelezatan iman, dengan manisnya iman, Ya Rahman Ya Rahiim tangan – tangan penuh dosa ini terangkat kehadirat-Mu meminta dan mengemis kepada-Mu Yang Maha Luhur, Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim jadikan kami orang – orang yang mencintai-Mu dan mencintai Nabi-Mu melebihi dari segala-galanya.
Rabbiy paling tidak satu kejab dua kejab Kau rasakan pada kami kelezatan iman, Kau rasakan pada kami lezatnya menyebut Nama-Mu, Kau rasakan pada kami lezatnya kebersamaan denganMu hingga kami terlupakan dari seluruh kenikmatan dan seluruh masalah ketika kami menyebut Nama-Mu, ketika bibir ini bergetar memanggil Nama-Mu.
Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim inilah dosa – dosa dan Kaulah Yang Maha Mengampuni, tiada yang mengampuni terkecuali Engkau dan Engkau telah berlemah lembut kepada kami, menghadirkan kami di majelis dan perkumpulan mulia ini dan siap melimpahi rahmat dan inayah kepada kami setelah kami selesai dari majelis ini ya Rabb, Wahai Nama Yang Maha Dermawan, Wahai Nama Yang Maha Pemurah, Wahai Nama Yang Maha Baik, Wahai Nama Yang Maha Menyejukkan Semua Jiwa, tenangkan jiwa kami dalam kehidupan yang sementara ini dan tenangkan hari – hari kami dan tenangkan juga malam kami sampai kami wafat, jadikan selalu ketenangan dan kesejukkan iman bersama kami.
Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzatauhid Wal In’am,
Fakullu jami’an Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahiim, tidak Kau biarkan Rabbiy setiap kali kami menyebut Nama-Mu terkecuali Kau semakin dekatkan kami kehadirat-Mu, kecuali Kau makin jatuhkan dosa – dosa kami, kecuali Kau perbanyak Kedermawanan Rahmat dan Anugerah.
Fakullu Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman..Ya Rahiim..dosa – dosa kami, Ya Rahman..Ya Rahiim.. kami mengaku bersalah, Ya Rahman..Ya Rahiim.. kesalahan kami, Ya Rahman..Ya Rahiim.. api neraka, Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah.. Ya Allah..Ya Allah..
Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzatauhid Wal In’am,
Fakullu jami’an Laaillahaillallah Laaillahaillallah Laaillahaillallah Laaillahaillallah Muhammadurrasulullah. Insya Allah ta’ala minal aminin. Allah Swt berfirman, “orang – orang yang beriman akan tenang jiwa mereka dengan menyebut Nama Allah”. Dengan menyebut Nama Allah akan tenanglah jiwa.
Hadirin – hadirat esok malam Insya Allah kita berkumpul lagi di masjid ini , di dalam isra wal mi’raj Nabiyyuna Muhammad Saw dan akan membaca Allah sebanyak 1000X dan Insya Allah persiapkan malam ini hingga esok perbanyak dzikir dan doa hingga esok malam jiwa kita benar – benar terang benderang dengan cahaya keberkahan di dalam dzikrullah. Wassalallahu wassallam wabarik 'ala Nabina Muhammadin wa'ala alihi washohbihi wassallam. Walhamdulillahirabbil'alamin.wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan